Minggu, 05 April 2015

KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR

KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
ETIKA DAN KEPRIBADIAN BANGSA JEPANG
DOSEN : AULIYA R













UNIVERSITAS GUNADARMA
2015

NAMA :  MUHAMMAD FAHMI
KELAS : 1KA01
NPM : 17114190
JURUSAN : SISTEM INFORMASI
FAKULTAS : ILMU KOMPUTER
MATAKULIAH: ILMU BUDAYA DASAR




KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Etika dan Kepribadian Bangsa Jepang ”
Makalah ini berisikan tentang apa pengaruh dari bangsa timur terhadap bangsa Indonesia. Dan juga permasalahan yang di dapat dari adanya pengaruh budaya dari bangsa timur.Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kia untuk mengerti kepribadian bangsa timur terhadap bangsa Indonesia.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Depok, 1 April  2015





Penyusun


 BAB 1
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG

Jepang merupakan salah satu negara di Asia dengan kemajuan ekonomi yang sangat pesat. Meskipun Jepang pernah mengalami kekalahan di Perang Dunia II tahun 1945 atas dibomnya kota Hiroshima dan Nagasaki, namun tetap bisa bangkit dan berkembang menjadi negara yang maju.
Bahkan, sekarang Jepang menjadi salah satu negara yang diperhitungkan di dunia. Kemajuan teknologi Jepang menghasilkan produk yang canggih dan bernilai tambah tinggi. Bahkan produk teknologi Jepang di Indonesia sangat mendominasi dan bisa ditemui dengan mudah.

Kepribadian bangsa Jepang yang sebenarnya adalah bangsa yang bekerja keras untuk mewujudkan segala keinginannya. Mereka tidak menjadikan halangan sebagai sesuatu yang ditakuti, tetapi penghalang itu dijadikan sebagai tantangan dan memacu Jepang untuk menjadi lebih baik lagi. Meskipun terhalang dengan kondisi budaya dan kondisi fisik yang tidak memungkinkan, bangsa Jepang tetap maju dan pantang menyerah. Itu semua diwujudkan dengan usaha yang pantang menyerah, disiplin keras, dan semangat kerja keras yang turun temurun. Bangsa Jepang tidak kenyerah pada kesusahan. Malah kesusuhan itu dianggap sebagai tantangan menuju suatu kesuksesan. Mereka sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat negaranya.

Budaya bangsa jepang juga sangat luhur dapat kita amati dari cara mereka menjamu tamu, keramahtamahan mereka dan juga eksistensi mereka mempertahankan budaya mereka bahkan di saat era global saat ini. tidak jauh jauh satu kesenian mereka yang saat ini kita dapat nikmati di televisi adalah acara Masqueredde (pertunjukan Kostum). Ada beberapa pertunjukan yang dimainkan oleh satu keluarga, terdiri dari ayah, ibu dan kedua anaknya. Mencerminkan betapa mereka dapat mengakomodir, seni, ide kreatif dan mempertunujukannya  dengan cara hangat dengan kekompakan serta kemandirian keluarga.

1.2       TUJUAN
            Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan mempelajari dari segi positif tentang “ Etika dan Kepribadian bangsa Jepang” . Etika Bangsa Jepang juga merupakan sebuah bahasan yang cukup unik untuk di telaah karena Bangsa Jepang itu sendiri memiliki banyak hal unik dalam ber Etika , dan Kepribadian Bangsa Jepang juga banyak hal hal yang menarik untuk dipelajari.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       ETIKA

            Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Etika dan sopan santun sebetulnya bukanlah hal yang terlalu susah untuk dipahami ataupun dilaksanakan, karena umumnya hampir sebagian besar adalah sama saja dan berlaku universal tanpa batas Negara. Etika bangsa jepang sendiri memiliki ciri khas tentang bangsa mereka, unik , menarik bahkan juga ada yang terdapat dinegara manapun didunia ini.

2.2       ETIKA DASAR

            Bagian ini memuat etika dasar yang sepertinya sudah berlaku umum dan berlaku di wilayah atau Negara mana saja, jadi sepertinya tidak terlalu susah untuk dilakukan. Perbedaannya mungkin hanya terletak pada istilah dan bahasa saja. Kata “hallo, thank you atau sorry” sepertinya sudah lebih dari cukup. Apalagi kalau anda mengucapkannya dengan senyum tersungging di bibir, maka segala tetek bengek tentang etika sepertinya sudah tidak diperlukan lagi karena sudah berlaku universal, kecuali saat minta maaf.

2.2.1    SALAM

            Mengucapkan salam atau Aisatsu adalah merupakan bagian awal dan sekaligus paling dasar dari pelajaran sopan santun. Saat kita belajar bahasa asing manapun, bagian ini selalu ditempatkan pada pelajaran paling depan dan sedikit membuktikan betapa pentingnya Aisatsu ini harus dikuasai dan dilakukan. Secara umum salam yang paling sering dipakai adalah kata Konnichiwa, yang artinya kurang lebih adalah Hallo, hello !  jadi kata ini sangat mudah di gunakan terlebih untuk orang asing dan bisa dipakai dalam segala kesempatan. Terdapat satu kata salam dalam bahasa jepang yaitu Irrashaimase yang artinya adalah Selamat dating. Jadi ketika seorang tamu memasuki hotel, restaurant , toko , rumah dll , tamu atau pengunjung akan selalu disambut dengan kata ini atau bahkan dilakukan secara serempak oleh pegawai dari toko atau restaurant tersebut.

2.2.2    JABAT TANGAN

            Umumnya orang jepang tidak akan menyentuh orang yang belum dikenalnya sehingga jabat tangn bukanlah merupakan budaya mereka. Sebagai gantinya mereka biasanya akan menbungkukkan badan mereka. Dalam hubungan bisnis dan formal bisa jadi bungkukan badan yang dilakukan akan lebih dalam lagi dan dilakukan berkali kali.



2.2.3    TERIMA KASIH DAN MINTA MAAF

            Kalau kita mencari dikamus maka kita akan menemukan banyak kata yang artiny aadalah maaf yaitu Sumimasen , gomen , gomen nasai, moshiwake nai, moshiwake gozaimasen, owabi o moushi agemasu dll. Keseriusan penggunaan kata maaf sangat penting dan tidak boleh dilakukan dengah setengah hati kadang berakibat panjang, seperti pada beberapa kasus. Pihak yang dianggap kurang serius dalam meminta maaf diminta untuk mengulang kembali permintaan maafnya dan hal itu dilakukan didepan umum seperti kasus pelayanan buruk disebuah restaurant. Selain semua kata maaf tadi terdapat kata lain yaitu Gomen chai , yang umumnya dipakai oleh anak anak. Kemudan ada kata Shitsurei Shimasu yang artinya adalah “permisi” yang umum kita dengar pada lingkukan hotel atau rumah makan, namun kadang dalam kondisi tertentu juga bisa berarti maaf.

2.3       ETIKA DITEMPAT PUBLIK

            Hampir sama dengan bagian sebelumnya yaitu salam , bagian ini juga hamper sebagian besar bersifat umum atau universal. Hanya beberapa bagian saja yang perlu diperhatikan , karena sepertinya hanya berlaku dijepang saja.

2.3.1    BERJALAN DI TROTOAR

            Trotoar umumnya berarti sebagai tempat untuk para pejalan kaki, namun di Negara jepang trotoar juga berfungsi sebagai tempat untuk para pengguna sepeda. Walaupun umumnya trotoar di Negara jepang cukup lebar namun karena bayaknya pengguna , baik para pejalan kaki maupun pengguna sepeda maka etika sedikit diperlukan khususnya untuk trotoar yang sempit. Berjalan bergerombol sebaiknya dihindari. Kemudian berpegangan tangan mungkin bukanlah hal yang tabu dinegara tersebut, namun untuk konsidi tertentu hal itu juga sebaiknya tidak dilakukan.

2.3.2    MEMOTRET

            Berkungjung kenegara lain tentu dokumentasi menjadi sangat penting. Banyak hal menarik yang tidak ingin kita lewatkan begitu saja namun etika dasarnya hendaknya tetap tidak boleh dilupakan. Memotret hal yang menarik di tempat umum tentu saja bukan hal tidak boleh dilakukan.

2.3.3    KERETA API

            Memasuki kereta api satu yang paling harus diperhatikan adalah penggunaan telephone genggam , merokok serta makan dan minum. Telephone harus di switch ke mode silent. Merokok , makan dan minum didalam kereta adalah dilarang. Untuk dua hal terakhir sepertinya masih bisa di toleransikan khususnya pada kereta tertentu  seperti kereta antar kota yang memakan jarak lama. Hal lain yang mungkin sudah biasa yaitu tempat duduk prioritas, yang sebaiknya tidak dipakai karena tempat ini khusus pada orang tua, sakit, wanita hamil.



2.4       ETIKA BERTAMU
2.4.1    MEMBERI KABAR DAN SALAM
            Memberi kabar terlebih dahulu adalah hal penting dalam etika bertamu ketika hendak mengunjungi rumah seseorang di Negara Jepang. Kita tidak bisa dating begitu saja tanpa pemberitahuan. Privasi mungkin adalah alasan pertama, kemudian alasan yang kedua adalah karena aktivitas. Besar kumkinan ada tidak akan menjumpai siapapun dalam rumah karena sebagian besar dari mereka beraktivitas diluar seharian, entah karena kerja atau aktivitas lainnya.
Saat memasuki rumah orang lain mereka biasanya memberi salam dengan kalimat Ojamashimashu sebagai salam pertama yang mungkin berarti permintaan maaf karena telah merepotkan tuan rumah karena kita mengunjungi rumahnya. Pada saat keluar rumah baik untuk rumah sendiri atau rumah orang lain yang kita tumpangi maka dipakai salam Ittekimasu, sedangkan saat pulang memakai salam Tadaima.

2.4.2    ALAS KAKI HARUS DILEPAS

            Kebanyakan rumah penduduk Negara Jepang berlantaikan kayu dan beberapa ruangan berlantaikan tikar rumput atau Tanami. untuk menjaga kebersihan lantai dan juga menghindari kerusakan, melepas sepatu atau sandal adalah wajib dan menggantinya dengan sandal khusus dalam rumah. Jika sandal pengganti tidak ada , atau tuan rumah tidak menyediakan abaikan saja karena bukan merupakan masalah besar, kecuali waktu musim dingin, atau kaos kaki anda berlubang.
Biasanya sepatu akan diletakkan dengan ujung menghadap kea rah pintu (keluar) dengan rapi. Sebagai pihak tamu kita wajib melakukan hail ini, walaupun mungkin tuan rumah sendiri tidak meletakkan nya dengan rapi, namun minimal ujung sepatu biasanya masih menghadap keluar.

2.4.3    DUDUK DIATAS TIKAR ATAU LANTAI

            Duduk dengan menduduki kaki dan arah kaki menghadap kebelakang. Ini adalah sikap dan cara duduk yang formal. Untuk situasi tidak formal, diduk bersila dianggap wajar, namun tidak untuk wanita kecuali untuk hubungan yang sudah sangat dekat. Duduk gaya jongkok, rebahan atau tidur dilantai bisa dilakukan semua disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat itu.





2.5       ETIKA MAKAN BERSAMA

2.5.1    SALAM ITADAKIMASU DAN GOCHISOSAMA DESHITA

            Orang jepang biasanya mengucapkan Itadakimasu  sebelum makan dan  Gochisosama deshita setelah makan, dengan atau tanpa mencakupkan kedua tangan didada. Salam ini diucapkan sebagai ungkapan terimakasih kepada makanan, kepada petani yang menanam dan membesarkan makanan, ibu atau tukang masak yang mengolah makanan dan tentu saja sang Pencipta. Jadi terima kasih diucapkan kepada semua mata rantai proses sampai makanan itu terhidang didepan kita untuk disantap. Ucapan ini adalah wajib khususnya ketika mendapat jamuan makan dari orang atau rekan lain, sedangkan kalau makan seorang diri tentu etika ini dan juga semua etika lainya menjadi tidak berlaku.
Catatan : beberapa pendapat dari orang beragama lain mengatakan salam ini haram hukumnya, jadi ada baiknya dikonsultasikan dulu dengan yang lebih tau.

2.5.2    MENGGUNAKAN SUMPIT

            Jangan menancapkan sumpit didalam cawan nasi. Jangan menyerahkan makanan secara langsung dari sumpit ke sumpit. Jangan menunjuk atau menggerakan sumpit ketika berbicara. Jangan meninggalkan sumpit terbenam dalam kuah atau makanan tapi taruh berjajar diatas piring atau ditempat dudukannya.  Bila mengambil makanan dalam piring besar, gunakan sumpit dengan ujung terbali atau sendok. Hal ini dilakukan dengan dua tujuan yaitu ujung sumpit yang telah masuk kemulut dianggap etis diapakai mengambil makanan dipiring utama. Sedangkan yang kedua, ujung sumpit yang telah menyentuh makanan tertentu akan mempengaruhi rasa dari makanan lainnya.

2.5.3    SETELAH MAKAN

            Setelah makan biasanya orang jepang terlebih pihak tamu akan mengucapkan Gochiso Samadeshita dan kadang disambung dengan kalimat oishiikatta desu. Ucapan ini terutama yang terakhir yang artinya makanannya sangat enak, sepertinya adalah umum dilakukan walaupun bisa jadi makanannya menjadi tidak enak, kurang garam, tanpa rasa karena dimasak tanpa bumbu atau cabai.
Dalam lingkungan keluarga , orang yang bertugas memasak biasanya tidak merangkap sebagai pencuci piring. Jadi kalau tukang masaknya adalah ibu, yang bertugas mencuci piring baisanya adalah si ayah, anak atau anggota keluarga lainnya. Sedangkan pada saat posisi kita adalah sebagai tamu maka tuan rumah biasanya walaupun dilarang biasasnya pihak wanita atau istri akan bersikeras untuk membantu mencucu peralatan makanan. Umumnya ucapan terima kasih untuk jamuan makan tidak cukup hanya diucapkan sekali saja sehingga ucapan terima kasih akan diulangi lagi pada pertemuan selanjutnya.



BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN

            Etika yang terdapat dinegara jepang tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia, kecuali soal etika beragama. Kita bisa mengambil pelajaran bahwa sopan santun itu harus diutamakan dinegara jepang, karena jika kita tidak sopan terlebih dahulu maka pihak lain akan merasa tersinggung. Mungkin ini sama dengan yang terjadi di Indonesia tp dalam artian yang berbeda. Contoh lain jika kita bertamu ke rumah orang jepang jika kita bisa menghargai pemilik atau tuan rumah maka tuan rumah pasti akan lebih menghargai dan menghormati kita.




DAFTAR PUSTAKA




0 komentar: