KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
MAKALAH
ILMU
BUDAYA DASAR
ETIKA
DAN KEPRIBADIAN BANGSA JEPANG
DOSEN
: AULIYA R
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
NAMA
: MUHAMMAD FAHMI
KELAS
: 1KA01
NPM
: 17114190
JURUSAN
: SISTEM INFORMASI
FAKULTAS
: ILMU KOMPUTER
MATAKULIAH:
ILMU BUDAYA DASAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“ Etika dan Kepribadian Bangsa Jepang ”
Makalah ini berisikan
tentang apa pengaruh dari bangsa timur terhadap bangsa Indonesia. Dan juga
permasalahan yang di dapat dari adanya pengaruh budaya dari bangsa
timur.Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kia untuk
mengerti kepribadian bangsa timur terhadap bangsa Indonesia.Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Depok, 1 April 2015
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jepang merupakan salah satu negara di Asia
dengan kemajuan ekonomi yang sangat pesat. Meskipun Jepang pernah mengalami
kekalahan di Perang Dunia II tahun 1945 atas dibomnya kota Hiroshima dan
Nagasaki, namun tetap bisa bangkit dan berkembang menjadi negara yang maju.
Bahkan, sekarang Jepang menjadi salah satu negara yang diperhitungkan di
dunia. Kemajuan teknologi Jepang menghasilkan produk yang canggih dan bernilai
tambah tinggi. Bahkan produk teknologi Jepang di Indonesia sangat mendominasi
dan bisa ditemui dengan mudah.
Kepribadian bangsa Jepang yang sebenarnya adalah bangsa yang bekerja
keras untuk mewujudkan segala keinginannya. Mereka tidak menjadikan halangan
sebagai sesuatu yang ditakuti, tetapi penghalang itu dijadikan sebagai
tantangan dan memacu Jepang untuk menjadi lebih baik lagi. Meskipun terhalang
dengan kondisi budaya dan kondisi fisik yang tidak memungkinkan, bangsa Jepang
tetap maju dan pantang menyerah. Itu semua diwujudkan dengan usaha yang pantang
menyerah, disiplin keras, dan semangat kerja keras yang turun temurun. Bangsa
Jepang tidak kenyerah pada kesusahan. Malah kesusuhan itu dianggap sebagai
tantangan menuju suatu kesuksesan. Mereka sangat menjunjung tinggi harkat dan
martabat negaranya.
Budaya bangsa jepang juga sangat luhur dapat kita amati dari cara mereka
menjamu tamu, keramahtamahan mereka dan juga eksistensi mereka mempertahankan
budaya mereka bahkan di saat era global saat ini. tidak jauh jauh satu kesenian
mereka yang saat ini kita dapat nikmati di televisi adalah acara Masqueredde
(pertunjukan Kostum). Ada beberapa pertunjukan yang dimainkan oleh satu
keluarga, terdiri dari ayah, ibu dan kedua anaknya. Mencerminkan betapa mereka
dapat mengakomodir, seni, ide kreatif dan mempertunujukannya dengan cara hangat dengan kekompakan serta
kemandirian keluarga.
1.2 TUJUAN
Tujuan disusunnya
makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan mempelajari dari segi positif
tentang “ Etika dan Kepribadian bangsa Jepang” . Etika Bangsa Jepang juga
merupakan sebuah bahasan yang cukup unik untuk di telaah karena Bangsa Jepang
itu sendiri memiliki banyak hal unik dalam ber Etika , dan Kepribadian Bangsa
Jepang juga banyak hal hal yang menarik untuk dipelajari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ETIKA
Istilah Etika berasal
dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak,
perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Etika dan sopan santun sebetulnya bukanlah hal yang terlalu susah untuk
dipahami ataupun dilaksanakan, karena umumnya hampir sebagian besar adalah sama
saja dan berlaku universal tanpa batas Negara. Etika bangsa jepang sendiri
memiliki ciri khas tentang bangsa mereka, unik , menarik bahkan juga ada yang
terdapat dinegara manapun didunia ini.
2.2 ETIKA
DASAR
Bagian ini memuat etika
dasar yang sepertinya sudah berlaku umum dan berlaku di wilayah atau Negara
mana saja, jadi sepertinya tidak terlalu susah untuk dilakukan. Perbedaannya
mungkin hanya terletak pada istilah dan bahasa saja. Kata “hallo, thank you
atau sorry” sepertinya sudah lebih dari cukup. Apalagi kalau anda
mengucapkannya dengan senyum tersungging di bibir, maka segala tetek bengek
tentang etika sepertinya sudah tidak diperlukan lagi karena sudah berlaku
universal, kecuali saat minta maaf.
2.2.1 SALAM
Mengucapkan salam atau Aisatsu adalah merupakan bagian awal dan
sekaligus paling dasar dari pelajaran sopan santun. Saat kita belajar bahasa
asing manapun, bagian ini selalu ditempatkan pada pelajaran paling depan dan
sedikit membuktikan betapa pentingnya Aisatsu ini harus dikuasai dan dilakukan.
Secara umum salam yang paling sering dipakai adalah kata Konnichiwa, yang artinya kurang lebih adalah Hallo, hello ! jadi kata ini sangat mudah di gunakan
terlebih untuk orang asing dan bisa dipakai dalam segala kesempatan. Terdapat
satu kata salam dalam bahasa jepang yaitu Irrashaimase yang artinya adalah
Selamat dating. Jadi ketika seorang tamu memasuki hotel, restaurant , toko ,
rumah dll , tamu atau pengunjung akan selalu disambut dengan kata ini atau
bahkan dilakukan secara serempak oleh pegawai dari toko atau restaurant
tersebut.
2.2.2 JABAT TANGAN
Umumnya orang jepang
tidak akan menyentuh orang yang belum dikenalnya sehingga jabat tangn bukanlah
merupakan budaya mereka. Sebagai gantinya mereka biasanya akan menbungkukkan
badan mereka. Dalam hubungan bisnis dan formal bisa jadi bungkukan badan yang
dilakukan akan lebih dalam lagi dan dilakukan berkali kali.
2.2.3 TERIMA KASIH DAN MINTA
MAAF
Kalau kita mencari
dikamus maka kita akan menemukan banyak kata yang artiny aadalah maaf yaitu Sumimasen , gomen , gomen nasai, moshiwake nai, moshiwake gozaimasen, owabi o moushi agemasu dll. Keseriusan
penggunaan kata maaf sangat penting dan tidak boleh dilakukan dengah setengah
hati kadang berakibat panjang, seperti pada beberapa kasus. Pihak yang dianggap
kurang serius dalam meminta maaf diminta untuk mengulang kembali permintaan
maafnya dan hal itu dilakukan didepan umum seperti kasus pelayanan buruk
disebuah restaurant. Selain semua kata maaf tadi terdapat kata lain yaitu Gomen
chai , yang umumnya dipakai oleh anak anak. Kemudan ada kata Shitsurei Shimasu
yang artinya adalah “permisi” yang umum kita dengar pada lingkukan hotel atau
rumah makan, namun kadang dalam kondisi tertentu juga bisa berarti maaf.
2.3 ETIKA
DITEMPAT PUBLIK
Hampir sama dengan
bagian sebelumnya yaitu salam , bagian ini juga hamper sebagian besar bersifat
umum atau universal. Hanya beberapa bagian saja yang perlu diperhatikan ,
karena sepertinya hanya berlaku dijepang saja.
2.3.1 BERJALAN DI TROTOAR
Trotoar umumnya berarti
sebagai tempat untuk para pejalan kaki, namun di Negara jepang trotoar juga
berfungsi sebagai tempat untuk para pengguna sepeda. Walaupun umumnya trotoar
di Negara jepang cukup lebar namun karena bayaknya pengguna , baik para pejalan
kaki maupun pengguna sepeda maka etika sedikit diperlukan khususnya untuk
trotoar yang sempit. Berjalan bergerombol sebaiknya dihindari. Kemudian
berpegangan tangan mungkin bukanlah hal yang tabu dinegara tersebut, namun
untuk konsidi tertentu hal itu juga sebaiknya tidak dilakukan.
2.3.2 MEMOTRET
Berkungjung kenegara
lain tentu dokumentasi menjadi sangat penting. Banyak hal menarik yang tidak
ingin kita lewatkan begitu saja namun etika dasarnya hendaknya tetap tidak
boleh dilupakan. Memotret hal yang menarik di tempat umum tentu saja bukan hal
tidak boleh dilakukan.
2.3.3 KERETA API
Memasuki kereta api
satu yang paling harus diperhatikan adalah penggunaan telephone genggam , merokok
serta makan dan minum. Telephone harus di switch ke mode silent. Merokok ,
makan dan minum didalam kereta adalah dilarang. Untuk dua hal terakhir
sepertinya masih bisa di toleransikan khususnya pada kereta tertentu seperti kereta antar kota yang memakan jarak
lama. Hal lain yang mungkin sudah biasa yaitu tempat duduk prioritas, yang
sebaiknya tidak dipakai karena tempat ini khusus pada orang tua, sakit, wanita
hamil.
2.4 ETIKA
BERTAMU
2.4.1 MEMBERI KABAR DAN SALAM
Memberi kabar terlebih
dahulu adalah hal penting dalam etika bertamu ketika hendak mengunjungi rumah
seseorang di Negara Jepang. Kita tidak bisa dating begitu saja tanpa
pemberitahuan. Privasi mungkin adalah alasan pertama, kemudian alasan yang
kedua adalah karena aktivitas. Besar kumkinan ada tidak akan menjumpai siapapun
dalam rumah karena sebagian besar dari mereka beraktivitas diluar seharian,
entah karena kerja atau aktivitas lainnya.
Saat memasuki rumah orang lain mereka biasanya memberi salam dengan
kalimat Ojamashimashu sebagai salam
pertama yang mungkin berarti permintaan maaf karena telah merepotkan tuan rumah
karena kita mengunjungi rumahnya. Pada saat keluar rumah baik untuk rumah
sendiri atau rumah orang lain yang kita tumpangi maka dipakai salam Ittekimasu, sedangkan saat pulang
memakai salam Tadaima.
2.4.2 ALAS KAKI HARUS DILEPAS
Kebanyakan rumah
penduduk Negara Jepang berlantaikan kayu dan beberapa ruangan berlantaikan
tikar rumput atau Tanami. untuk
menjaga kebersihan lantai dan juga menghindari kerusakan, melepas sepatu atau
sandal adalah wajib dan menggantinya dengan sandal khusus dalam rumah. Jika
sandal pengganti tidak ada , atau tuan rumah tidak menyediakan abaikan saja
karena bukan merupakan masalah besar, kecuali waktu musim dingin, atau kaos
kaki anda berlubang.
Biasanya sepatu akan diletakkan dengan ujung menghadap kea rah pintu
(keluar) dengan rapi. Sebagai pihak tamu kita wajib melakukan hail ini,
walaupun mungkin tuan rumah sendiri tidak meletakkan nya dengan rapi, namun
minimal ujung sepatu biasanya masih menghadap keluar.
2.4.3 DUDUK DIATAS TIKAR ATAU
LANTAI
Duduk dengan menduduki
kaki dan arah kaki menghadap kebelakang. Ini adalah sikap dan cara duduk yang
formal. Untuk situasi tidak formal, diduk bersila dianggap wajar, namun tidak
untuk wanita kecuali untuk hubungan yang sudah sangat dekat. Duduk gaya
jongkok, rebahan atau tidur dilantai bisa dilakukan semua disesuaikan dengan
situasi dan kondisi saat itu.
2.5 ETIKA
MAKAN BERSAMA
2.5.1 SALAM ITADAKIMASU DAN GOCHISOSAMA
DESHITA
Orang jepang biasanya
mengucapkan Itadakimasu sebelum makan dan Gochisosama deshita setelah
makan, dengan atau tanpa mencakupkan kedua tangan didada. Salam ini diucapkan
sebagai ungkapan terimakasih kepada makanan, kepada petani yang menanam dan
membesarkan makanan, ibu atau tukang masak yang mengolah makanan dan tentu saja
sang Pencipta. Jadi terima kasih diucapkan kepada semua mata rantai proses
sampai makanan itu terhidang didepan kita untuk disantap. Ucapan ini adalah
wajib khususnya ketika mendapat jamuan makan dari orang atau rekan lain,
sedangkan kalau makan seorang diri tentu etika ini dan juga semua etika lainya
menjadi tidak berlaku.
Catatan : beberapa pendapat dari orang beragama lain mengatakan salam
ini haram hukumnya, jadi ada baiknya dikonsultasikan dulu dengan yang lebih
tau.
2.5.2 MENGGUNAKAN SUMPIT
Jangan menancapkan
sumpit didalam cawan nasi. Jangan menyerahkan makanan secara langsung dari
sumpit ke sumpit. Jangan menunjuk atau menggerakan sumpit ketika berbicara.
Jangan meninggalkan sumpit terbenam dalam kuah atau makanan tapi taruh berjajar
diatas piring atau ditempat dudukannya.
Bila mengambil makanan dalam piring besar, gunakan sumpit dengan ujung
terbali atau sendok. Hal ini dilakukan dengan dua tujuan yaitu ujung sumpit
yang telah masuk kemulut dianggap etis diapakai mengambil makanan dipiring
utama. Sedangkan yang kedua, ujung sumpit yang telah menyentuh makanan tertentu
akan mempengaruhi rasa dari makanan lainnya.
2.5.3 SETELAH MAKAN
Setelah makan biasanya
orang jepang terlebih pihak tamu akan mengucapkan Gochiso Samadeshita dan kadang disambung dengan kalimat oishiikatta desu. Ucapan ini terutama
yang terakhir yang artinya makanannya sangat enak, sepertinya adalah umum
dilakukan walaupun bisa jadi makanannya menjadi tidak enak, kurang garam, tanpa
rasa karena dimasak tanpa bumbu atau cabai.
Dalam lingkungan keluarga , orang yang bertugas memasak biasanya tidak
merangkap sebagai pencuci piring. Jadi kalau tukang masaknya adalah ibu, yang
bertugas mencuci piring baisanya adalah si ayah, anak atau anggota keluarga
lainnya. Sedangkan pada saat posisi kita adalah sebagai tamu maka tuan rumah
biasanya walaupun dilarang biasasnya pihak wanita atau istri akan bersikeras
untuk membantu mencucu peralatan makanan. Umumnya ucapan terima kasih untuk jamuan
makan tidak cukup hanya diucapkan sekali saja sehingga ucapan terima kasih akan
diulangi lagi pada pertemuan selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Etika yang terdapat
dinegara jepang tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia, kecuali soal
etika beragama. Kita bisa mengambil pelajaran bahwa sopan santun itu harus
diutamakan dinegara jepang, karena jika kita tidak sopan terlebih dahulu maka
pihak lain akan merasa tersinggung. Mungkin ini sama dengan yang terjadi di
Indonesia tp dalam artian yang berbeda. Contoh lain jika kita bertamu ke rumah
orang jepang jika kita bisa menghargai pemilik atau tuan rumah maka tuan rumah
pasti akan lebih menghargai dan menghormati kita.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar