Minggu, 05 April 2015

SASTRA DAN SENI

SASTRA DAN SENI
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
SASTRA DAN SENI
DOSEN : AULIYA R












UNIVERSITAS GUNADARMA
2015

NAMA :  MUHAMMAD FAHMI
KELAS : 1KA01
NPM : 17114190
JURUSAN : SISTEM INFORMASI
FAKULTAS : ILMU KOMPUTER
MATAKULIAH: ILMU BUDAYA DASAR



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ SASTRA DAN SENI ”
Makalah ini berisikan tentang pendalaman ilmu kita terhadap Sastra dan Seni yang ada di  Indonesia maupun didunia , Sastra dan seni memiliki banyak sekali keunikan yang mungkin belum pernah kita temukan sebelumnya atau belum pernah kita ketahui.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Depok, 1 April  2015



Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar  Belakang

Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dalam kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.

Secara demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya) Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pe­ngetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain.

B.     Rumusan Masalah
1.            Apa pengertian sastra dalam Ilmu Budaya Dasar?
2.            Bagaimana terciptanya Ilmu Budaya Dasar  (IBD)?
3.            Apa hubungan seni dalam Ilmu Budaya Dasar?

C.  Tujuan Makalah
Dalam penyusunan makalah tentang Sastra sebagai Wujud Karya Seni memiliki maksud yaitu :
1)            Mengetahui Sastra sebagai Wujud Karya Seni
2)            Mengetahui seharusnya sastra diajarkan
3)            Mengetahui Sastra Sebagai Wujud Karya Seni
4)            Mengetahui manfaat dari pembelajaran sastra bagi jati diri bangsa
 

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sastra Sebagai Wujud Karya Seni

Kata sastra” tentunya tidak asing di telinga penggemar novel. Arti sastra Menurut  Sapardi Joko Damono. salah seorang pujangga lndonesa terkemuka. adalah sarana urtuk menampilkan gambaran kehidupan. Dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.

Melihat dari  sudut pandang ini, sastra erat kaitannya dengan ilmu sosial yang mencakup hubungan antar masyarakat dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Ilmu sosial memiliki beberapa cabang ilmu utama. Salah satunya linguistik. ilmu yang mempelajari aspek pengetahuan dan sosial dan bahasa. Pembagian bidang linguistik sendiri mencakup semantika atau makna bahasa. pragmatika atau hubungan antara makna dan konteks. morfologi atau morfem bahasa. sintaksis atau pakem dalam membuat kalimat, fonologi atau perbendaharaan fonem. fonetika atau ilmu bunyi. leksikologi atau ilmu kata. etimologi atau asal usul kata. dan ilmu perbandingan bahasa.
Kata sastra  berasal dan kata serapan dalam Bahasa Sansekerta yang artinya pedornan atau ajaran. Menurut Pantli Sudjiman. sastrawan. sastra adalah karya lisan atau tulisan yang memiliki ciri keunggulan seperti keorisinalan. keartistikan. keindahan dalam isi dan ungkapannya. Dalam Bahasa Indonesia. dikenal dengan istilah ‘kesusastraan’. Pembagian kesusastraan biasanya berdasarkan bahasa atau daerah geografis.

Kategori Sastra Sastra bisa dibagi atas sastra lisan dan sastra tertulis. Sastra lisan tidak berhubungan dengan tulisan. tetapi lebih kepada ekspresi bahasa yang diungkapkan secara oral mengensi pemikiran seseorang.

Kategori sastra di antaranya sebagai berikut:

         Cerpen atau cerita pendek. suatu bei-ituk prosa atau karangan yang tak terikat yang dibuat tidak berdasarkan kejadian nyata atau ftktif dengan hanya mengambil satu atau die bagian kehidupan tokoh utamanya. Contoh cerpen adalah The Tell — Tale Heart karya Edgar Allan Poe.

         Novel. karya fiksi prosa berbentuk naratif yang dalam Bahasa ltalia disebut.novella, yang artinya sepotong berita atau sebuah cerita. Novel lebih panjang dan cerpen. bisa sekitar 40.000 kata atau lebih dan jalan ceritanya tentang kehidupan sehari-hari tokoh central dan menitikberatkan pada sisi ukurannya.

  •              Syair.
  •              Pantun. jenis pulsi lama yang terdapat sampiran dan isi di dalamnya.
  •              Drama. bentuk karya sastra yang dapat diperankan dalam suatu pertunjukan.
  •       Lukisan,  karya seni yang dikomunikasikan kepada penikmatnya dengan menuangkan ide di atas kanvas dan cat warna warni sebagai perartara.


B. Macam-Macam Karya Seni

Jenis-Jenis Seni

Secara umum seni dibedakan menurut indra penserapannya yaitu seni audio, seni visual, dan seni audio-visual.

1)            Seni audio adalah seni yang diserap melalui indra pendengaran. Misalnya : seni musik atau suara, drama radio, puisi di radio dan lain-lain.
2)            Seni visual adalah seni yang diserap melalui indra penglihatan. Umumnya dikenal dengan sebutan seni rupa.
3)            Seni audio-visual adalah seni yang sekaligus diserap oleh indra pendengaran dengan indra penglihatan. Misalnya : seni tari, drama/theater, film dan lain-lain.

Disamping itu ada lagi seni lain yang tidak ditekankan pada jenis indra penserapannya yaitu seni sastra. Yang termasuk dalam seni sastra adalah seni yang berbentuk prosa seperti roman, novel, cerpen, dan lain-lain. Dan seni yang berbentuk puisi seperti syair, pantun, gurindam, dan puisi-puisi dalam bentuk bebas lainnya. Ciri umum dari prosa adalah deskripsi keadaan atau imajinasi secara mendetail. Sedangkan ciri umum dari puisi adalah ungkapan inti atau hakiki dari suatu pengalaman maupun imajinasi estetis.
Untuk lebih mengenal perihal tentang batasan-batasan dari masing-masing seni ini, dapat dikemukakan beberapa pengenalan umum tentang aneka seni yang dimaksud diantaranya sebagai berikut :
  • ·         Seni Rupa
  • ·         Seni Musik
  • ·         Seni Tari
  • ·         Seni Drama/Theater
  • ·         Seni Sastra.


1. Seni Rupa

Seni rupa adalah suatu wujud karya manusia yang mengandung unsur keindahan. Keindahannya diserap dengan indra penglihatan seperti : seni lukis, seni pahat, seni patung, seni grafis, seni lingkungan (environmental art), seni instalasi, seni pertunjukkan (performing art), seni peristiwa (happening art) dan sebagainya. Rasa senang ditimbulkan karena adanya keterpaduan dari unsur-unsur bentuk dari karya tersebut seperti aneka warnanya, selang-seling garis, aneka bentuk bidang-bidangnya, kemiripan bentuk objek yang dilukiskannya dengan lukisannya, aspek tematik yang diungkapkannya, keunikannya, teksturnya, dan lain-lain. Sedangkan keindahan dalam pengertian sederhananya adalah sesuatu yang memberikan rasa senang tanpa pamrih pada orang yang melihatnya. Kesenangan yang ditimbulkannya muncul serta merta karena keindahan karya itu sendiri, bukan karena ada kepentingan lain yang membuatnya merasa senang.

2. Seni Musik

Seni musik atau seni suara adalah seni yang diserap melalui indra pendengaran. Rangkaian bunyi yang didengar dapat memberikan rasa senang dan rasa puas bagi yang mendengarnya karena adanya keserasian susunan dari rangkaian tangga nada bunyi-bunyi tersebut.
Secara garis besar ada dua jenis musik yaitu musik vokal dan musik instrumental. Musik vokal adalah musik yang hanya mengandalkan suara manusia saja, sedangkan musik instrumental adalah musik yang diperoleh dari memainkan alat-alat musik.

3. Seni Tari

Seni tari adalah seni yang diserap melalui indra penglihatan. Tetapi kekhususannya adalah keindahan yang dinikmati pada gerakan-gerakan tubuh, terutama gerakan kaki dan tangan, dengan ritme-ritme teratur, biasanya mengikuti irama musik. Seni tari juga tidak terlepas dari seni rupa karena gerak-gerak yang diperlihatkan diserap dengan indra penglihatan.

4. Seni Drama/Theater

Seni drama/theater adalah seni peran atau lakon yang umumnya dimainkan di atas panggung. Seni ini dinikmati sekaligus dengan indra penglihatan dan indra pendengaran. Dalam ungkapan lain seni drama disebut juga dengan seni theater (panggung). Secara umum merupakan gambaran sebuah peristiwa duniawi atau imajinasi yang dihadirkan kembali diatas panggung. Keindahan seni drama terletak pada ketepatan alur cerita yang diperankan oleh para pemain diatas panggung.
Saini KM dalam bukunya peristiwa theater (1996), menuliskan seni theater adalah seni dunia ambang, yaitu ambang untuk menoleh kepada yang indrawi dari pengalaman sehari-hari dan menoleh juga kepada dunia nilai.

5. Seni Sastra

Seni sastra adalah seni yang dikemukakan melalui susunan rangkaian bahasa baik lisan maupun tulisan yang dapat menimbulkan rasa senang tanpa pamrih bagi orang yang membacanya. Secara garis besar seni sastra dapat dikelompokkan kedalam dua kategori besar yaitu prosa dan puisi. Prosa adalah seni sastra yang berusaha mendeskripsikan keadaan, keinginan, atau imajinasi secara mendetail. Sedangkan puisi adalah seni yang cenderung menyederhanakan deskripsi dengan menangkap inti permasalahan yang ingin diungkapkan.
Mengutip pendapat Alexander Smith (1835 : 366), Sutrisno (1999 : 132) dalam bukunya Kisi-Kisi Estetika menulis : beda pokok antara prosa dan puisi. Prosa adalah bahasa akal budi si seniman, sedangkan puisi adalah bahasa dari perasaan. Dalam prosa seniman mengkomunikasikan pengertian akan hal-hal indrawi atau pikiran, sedangkan dalam puisi seniman mengungkapkan bagaimana hal-hal itu menerpa, menyentuh perasaan kita. Termasuk kedalam kategori prosa adalah karya sastra yang berbentuk novel, cerita bersambung, cerita pendek, esai-esai yang mengemukakan kritik dan pemikiran-pemikiran budaya. Sedangkan yang termasuk dalam kategori puisi adalah pantun, syair, dan puisi-puisi lain dalam berbagai bentuknya.

C. Karya sastra

Sastra merupakan cabang seni yang cukup variatif bentuknya, serta memiliki nilai adaptasi yang tinggi terhadap perubahan zaman dan perkembangan budaya suatu masyarakat. Sebagai sebuah seni, karya sastra merupakan wujud kebebasan berpikir dan kedalaman rasa yang menghasilkan sesuatu yang indah. Sebagai sebuah pembelajaran, karya satra bisa memberikan pencerahan, cakrawala pemikiran, wawasan, kepekaan rasa, pendidikan dan tuntunan hidup. Sebagai bagian dari hiburan, karya satra bisa menjadi media pelepas penat yang mengasyikkan dan menggugah suasana. Sastra Indonesia termasuk bagian dari sastra dunia yang cukup maju, terutama di antara Negara-negara yang berhubungan erat dengan etnik dan kultur Melayu seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Dalam perkembangannya, Sastra Indonesia memang tidak lepas dari peran dan pengaruh perkembangan kesusatraan dan kebudayaan Melayu juga nilai-nilai dan perjalanan historis perjuangan bangsa, sehingga perpaduan unsur kultural dan moralitas hidup dalam karya sastra sangat kental. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya angkatan-angkatan sastrawan dalam kesustraan Indonesia yang mengikuti perkembangan sastra Melayu, perjalanan histories perjuangan bangsa, serta munculnya pengaruh-pengaruh budaya dan moral dalam penyajian sastra, baik dalam gaya bahasa, tema maupun latarnya. Para satrawan di masa perjuangan, tidak saja memiliki sensitivitas dan orisinalitas dalam berkarya, tetapi juga merealisasikan nilai-nilai religi dan budaya dalam karyanya, memiliki kesadaran akan pentingnya perjuangan dan kepedulian terhadap nasib bangsanya secara utuh. Perubahan zaman yang secara otomatis banyak mengubah unsur-unsur budaya, tidak saja menginspirasi dan mempengaruhi secara kebahasaan, tetapi seringkali menjadi dasar penentuan karakter dalam menyajikan karya sastra, baik puisi, cerpen, novel maupun artikel. Para sastrawan atau lebih tepat disebut penulis “diharuskan” memiliki sensitivitas terhadap setiap pegerakan, perubahan dan perkembangan nilai-nilai dalam masyarakat. Dengan kata lain, orisinalitas dalam berkarya akan sangat ideal jika didukung sensitivitas terhadap perubahan sosial cultural dalam masyarakat.

Seperti itulah idealnya sebuah karya. Kreativitas ide harus disertai dengan kepekaan terhadap kkondisi lingkungan supaya bisa dinikmati para pecinta sastra sebagai sesuatu yang fresh. Harus diakui bahwa eksistensi karya sastra di zaman ini cenderung “memenuhi” selera pasar, sehingga karya sastra yang dianggap out of date cenderung ditinggalkan para peminat sastra. Misalnya, kaum remaja masa kini. Kecenderungannya, mereka lebih menyukai suatu karya sastra yang simple, jujur, mudah dicerna dan berbudaya “ngepop”, sesuai dengan kondisi zaman yang mereka lalui. Mereka juga lebih menyukai suatu sajian karya sastra yang unik, yang berbeda dengan kebanyakan.

Di sinilah kembali pentingnya orisinalitas dan sensitivitas berkarya para penulis dengan menyesuaikan tema tulisan sebagai karya sastra terhadap tema-tema kehidupan sosial remaja. Kondisi seperti itu pula yang mendorong kreativitas para penulis untuk membuat “gebrakan” baru dalam khazanah sastra Indonesia. Munculnya penulis-penulis seperti Habiburrahman El Shirazy, Andrea Hirata, bahkan Raditya Dika seakan-akan memberikan angin segar bagi para penikmat satra itu sendiri, serta mendorong kemunculan penulis-penulis lain untuk meramaikan khazanah sastra Indonesia. Secara ide, para penulis ini memiliki kreativitas yang luar biasa. Seorang El Shirazy misalnya, memiliki ketajaman dan kedalaman pemahaman akan unsur, nilai budaya dan religi tertentu, sehingga mampu melahirkan karya yang sarat tuntunan moral spiritual dan begitu dinikmati oleh banyak kalangan. 

Andrea Hirata mampu menciptakan ide-ide yang jujur dalam karyanya, sebagai wujud apresiasi atas pengalaman-pengalaman hidupnya yang kaya secara moral dan cultural. Demikian pula Raditya Dika. Ia menyajikan suatu karya yang lugas, polos, lucu dan jujur, dengan gaya bahasa yang “gaul” dan menyentuh minat baca kaum remaja. Dengan melihat contoh-contoh di atas, orisinalitas dan sensitivitas dalam menyajikan sebuah karya sastra merupakan factor penting.

Hal ini tidak saja berkaitan dengan ekspektasi kepopuleran karya tersebut, tetapi juga berhubungan dengan kepuasan si penulis dalam mencurahkan ide dan perasaannya. Oleh karena itu, orisinalitas tidak saja menyangkut ide, tetapi juga berhubungan dengan karakter tulisan yang berimplikasi terhadap cara dan gaya menulis yang akan menjadi cirri khas penulis itu sendiri. Dengan memperhatikan dua factor tersebut, tema-tema global dalam karya sastra seperti novel dan cerpen memang tidak banyak berubah. Tema percintaan, kritik sosial, kekhasan budaya yang berafiliasi terhadap kehidupan sosial masyarakat, religi hingga tema-tema mistis masih banyak ditemukan dalam cerpen atau novel. Akan tetapi, bentuk penyajian dan cara mengemas karya sastra tersebut mengalami pergeseran.

Membandingkan karya sastra tahun 70-an dengan karya sastra masa kini tentu banyak perbedaannya. Misalnya, cara bertutur para penulis dalam karyanya, kebebasan mengekspresikan gagasan, dengan tidak terlalu terikat kepada aturan-aturan baku dalam sastra. Melihat pergeseran tersebut, penilaian tiap orang yang menikmati karya satra pasti berbeda. Jika boleh jujur dan tanpa mengeneralisasi, karya-karya satra di masa kini memang lebih cepat popular dan tenggelam. Hal ini dimungkinkan karena banyaknya ragam karya dan penulisnya, sehingga alternative pilihan pun kian banyak. Ada kesan tertentu yang sulit didapat dari kebanyakan karya sastra saat ini, yaitu kesan “ketagihan” dan menunggu karya-karya berikutnya dari si penulis. Opini ini mungkin tidak sepenuhnya benar karena minat baca sendiri bersaing ketat dengan budaya menonton tayangan-tayangan media audiovisual seperti televise dan video. Namun, jika melihat karya novelis Andrea Hirata dan Habiburrahman El Shirazy, rasanya kesan “ketagihan” itu akan muncul kembali. Orisinalitas dan sensitivitas mereka dalam menuliskan gagasannya bisa menyentuh aspek spiritual, humanisme, emosional, edukasi dan tentu saja aspek estetis sebuah karya satra.



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pe­ngetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya (The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasa! dari ber­bagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan

B.     Saran-Saran

Manusia dengan kesadaranya bisa meraih mimpi, dengan segala angan-angannya, dengan kesadarn itu manusia berfikir, intinya punya nalar dengan logikanya, yaitu berfikir benar, dengan hasil pemikiran itu menghasilkan output yang di kelola di hati, dengan hasil dari pengelolaan itu, manusi bertindak dari apa yang sudah menjad planning dalam hidupnya, nilai yang terkandung dalam kehidupan manusia adalah kesenian, keindahan karena itulah yang bisa membuat manusia hidup tentram di dunia ini, maka dari itu ikutilah kata hati nurani untuk lebih mencintai keindahan intinya mencintai kenenagan dan kesenangan hidup.



DAFTAR PUSTAKA

Widyosiswoyo, Supartono,. Ilmu Budaya Dasar, Halia Indonesia 1996.
Prsetva, joko, dkk, Ilmu Budaya Dasar MKDU,  Jakarta: Rineka Citra, 1991
Mustopo, Habib,  essai,. Ilmu Budaya Dasar Manusia Dan Budaya Kumpulan; Surabaya: usaha nasional, 1983
Hartoko, Dick, sj, dkk,. Ilmu Budaya Dasar, Buk panduan mahasiswa,  Jakarta: Prenhalindo, 2001
Taufi Ismail, Mouljanto, PKI dkk,. Prahara Budaya I, Kilas Efensif Lekra, Bandung:        Mizan, 1995

http://www.farhan-bjm.web.id/2011/09/pengertian-sastra-dan-cerpen-serta.html

0 komentar: